Translate

Kamis, 11 Oktober 2012

Kader


BASIC TRAINING (LK 1) HMI KOMISARIAT FISIP UNIV. TERBUKA JAKARTA
SEPTEMBER 27-30 2012

Apa yang susah dalam melaksanakan BASIC TRAINING. Cukup dengan menyebarkan pengumuman bahwa Basic Training akan dilaksanakan di Bogor Puncak, Cisarua, Villa Manado. Penanggungjawab adalah Ketua Umum Komisariat FISIP UT Zahirsyah dengan ketua pelaksana Miftahudin

Sebagaimana yang tercantum dalam pedoman perkaderan di Organisasi HMI bahwa Training HMI dilakukan dengan selogan sistem yang terukur, terencana, sistematis dan profesional.

Terukur yang berarti ada batas ketentuan tentang target peserta dan kalkulasi biaya yang dibutuhkan selama pentrainingan berlangsung dan target pelatihan yang ingin dicapai.
Terencana yang dimaksudkan adalah perencanaan target peserta seperti apa yang ingin direkrut (mahasiswa), termasuk tujuan-tujuan proposal dan undangan yang akan disebarkan.

Sistematis mengenai susunan acara termasuk tahapan-tahapan yang dilaksanakan mulai dari pra sampai pada pasca Basic Training. Adapun propesional yang dimaksud adalah seluruh tahapan yang sudah direncanakan dijalankan dengan cara-cara yang profesional serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Meski dengan sistem serta penyusunan tahapan yang akan dilakukan namun para panitia acara harus dapat mempersiapkan diri akan hal-hal yang mungkin terjadi termasuk juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti miskomunikasi antara personal kepanitiaan.

Tahapan yang dikelola dengan benar akan menuntut keseriusan setiap individu yang bersangkutan dengan pelaksanaan acara. Mengingat aktifitas organisasi yang wajib dijalankan oleh setiap re-generasi kader, kesibukan pribadi masing-masing personal kepanitiaan yang menuntut pihak-pihak yang bersangkutan untuk satu sama lainnya harus saling berusaha menutupi atau melengkapi berbagai macam bentuk kekurangan-kekurangan yang terjadi di lapangan.

Sampai pada hari pembukaan Basic Training dimulai peserta yang dapat mengikuti Basic Training tersebut berjumlah Delapan orang, dibuka secara resmi oleh Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat Utara bernama M. Fanan dan selanjutnya, training tersebut diserahkan secara resmi kepada Team Master of Training Muhibullah sebagai Koordinator, Zulkarnain, Sukri H. Keper yang mendapinginya.

Dari keseluruhan peserta yang berjumlah Delapan orang tersebut yang dinyatakan berhak mengikuti Pelatihan Kader tingkat satu setelah melalui proses penyaringan calon-calon kader dari sejumlah mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya untuk mengikuti acara tersebut.

Dalam jenjang perkaderan HMI yang berjumlah Tiga tingkatan perkaderan formal HMI, masing-masing tingkatan perkaderan tersebut yaitu harus dimulai dari tingkatan pertama Basic Training yang apabila telah dinyatakan lulus dalam perkaderan tingkat pertama tersebut akan melalui proses pematangan pemahamannya terhadap materi-materi yang telah disampaikan pada saat mengikuti Basic Training yang dinamakan Followup dan up-grading selama jedah waktu yang sesingkat-singkatnya satu  tahun kedepan.

Setelah satu tahun pasca mengikuti Basic Training dengan asumsi telah mengikuti proses pendalaman materi-materi pada tahapan training tingkat pertama di Organisasi HMI maka sosok mahasiswa tersebut lebih tepat di sebut sebagai seorang Kader yang akan mengemban tugas dan amanah untuk meneruskan cita-cita mulia sebuah Organisasi Mahasiswa Islam.

Sebagai pemangku gelar Kader tingkat pertama di HMI maka terbuka peluang untuk mengkuti jenjang perkaderan yang berikutnya adalah Intermediate Training. Dengan mengikuti Training HMI tingkat midle tersebut akan membuat personal seorang kader menjadi lebih percaya diri karena telah teruji dalam berbagai hal, khususnya mengenai persoalan-persoalan yang bersangkutan dengan pengelolaan dan manfaat sebuah organisasi yang digeluti.

Adapun dari jumlah delapan orang peserta Basic Training kali ini terdiri dari empat orang mahasiswa yang berasal dari Kampus Universitas Terbuka UPBJJ UT Jakarta dan empat orang mahasiswa dari Kampus YARSI.

Dengan penuh antusias mereka mengikuti pentrainingan HMI yang dikemas dengan penuh lika-liku kehidupan yaitu baik dan buruknya tentang realita ditengah kehidupan yang nyata. Meski terkadang terasa menjengkelkan namun proses itu dilalui dengan baik tanpa ada rintangan yang serius.