BASIC TRAINING (LK 1) HMI KOMISARIAT FISIP UNIV. TERBUKA JAKARTA
SEPTEMBER 27-30 2012
Apa yang susah dalam melaksanakan
BASIC TRAINING. Cukup dengan menyebarkan pengumuman bahwa Basic Training akan
dilaksanakan di Bogor Puncak, Cisarua, Villa Manado. Penanggungjawab adalah Ketua
Umum Komisariat FISIP UT Zahirsyah dengan ketua
pelaksana Miftahudin.
Sebagaimana yang tercantum dalam pedoman perkaderan di
Organisasi HMI bahwa Training HMI dilakukan dengan selogan sistem yang terukur,
terencana, sistematis dan profesional.
Terukur yang
berarti ada batas ketentuan tentang target peserta dan kalkulasi biaya yang
dibutuhkan selama pentrainingan berlangsung dan target pelatihan yang ingin
dicapai.
Terencana yang dimaksudkan adalah perencanaan target peserta seperti
apa yang ingin direkrut (mahasiswa), termasuk tujuan-tujuan proposal dan
undangan yang akan disebarkan.
Sistematis mengenai
susunan acara termasuk tahapan-tahapan yang dilaksanakan mulai dari pra sampai pada pasca Basic Training. Adapun propesional yang dimaksud adalah
seluruh tahapan yang sudah direncanakan dijalankan dengan cara-cara yang profesional
serta sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Meski
dengan sistem serta penyusunan tahapan yang akan dilakukan namun para panitia
acara harus dapat mempersiapkan diri akan hal-hal yang mungkin terjadi termasuk
juga hal-hal yang tidak diinginkan seperti miskomunikasi antara personal
kepanitiaan.
Tahapan yang dikelola dengan benar akan menuntut keseriusan
setiap individu yang bersangkutan dengan pelaksanaan acara. Mengingat aktifitas
organisasi yang wajib dijalankan oleh setiap re-generasi kader, kesibukan
pribadi masing-masing personal kepanitiaan yang menuntut pihak-pihak yang
bersangkutan untuk satu sama lainnya harus saling berusaha menutupi atau
melengkapi berbagai macam bentuk kekurangan-kekurangan yang terjadi di
lapangan.
Sampai pada hari pembukaan Basic
Training dimulai peserta yang dapat mengikuti Basic Training tersebut berjumlah
Delapan orang, dibuka secara resmi oleh Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Pusat
Utara bernama M. Fanan dan selanjutnya,
training tersebut diserahkan secara resmi kepada Team Master of Training Muhibullah sebagai Koordinator, Zulkarnain, Sukri H.
Keper yang mendapinginya.
Dari keseluruhan
peserta yang berjumlah Delapan orang tersebut yang dinyatakan berhak mengikuti
Pelatihan Kader tingkat satu setelah melalui proses penyaringan calon-calon
kader dari sejumlah mahasiswa yang telah mendaftarkan dirinya untuk mengikuti
acara tersebut.
Dalam jenjang perkaderan HMI yang berjumlah Tiga tingkatan
perkaderan formal HMI, masing-masing tingkatan perkaderan tersebut yaitu harus dimulai
dari tingkatan pertama Basic Training yang apabila telah dinyatakan lulus dalam
perkaderan tingkat pertama tersebut akan melalui proses pematangan pemahamannya
terhadap materi-materi yang telah disampaikan pada saat mengikuti Basic
Training yang dinamakan Followup dan up-grading selama jedah waktu yang
sesingkat-singkatnya satu tahun kedepan.
Setelah satu tahun pasca mengikuti Basic Training dengan
asumsi telah mengikuti proses pendalaman materi-materi pada tahapan training
tingkat pertama di Organisasi HMI maka sosok mahasiswa tersebut lebih tepat di
sebut sebagai seorang Kader yang akan mengemban tugas dan amanah untuk
meneruskan cita-cita mulia sebuah Organisasi Mahasiswa Islam.
Sebagai
pemangku gelar Kader tingkat pertama di HMI maka terbuka peluang untuk mengkuti
jenjang perkaderan yang berikutnya adalah Intermediate Training. Dengan
mengikuti Training HMI tingkat midle tersebut akan membuat personal seorang
kader menjadi lebih percaya diri karena telah teruji dalam berbagai hal,
khususnya mengenai persoalan-persoalan yang bersangkutan dengan pengelolaan dan
manfaat sebuah organisasi yang digeluti.
Adapun dari jumlah
delapan orang peserta Basic Training kali ini terdiri dari empat orang
mahasiswa yang berasal dari Kampus Universitas Terbuka UPBJJ UT Jakarta dan
empat orang mahasiswa dari Kampus YARSI.
Dengan penuh antusias mereka mengikuti pentrainingan HMI yang
dikemas dengan penuh lika-liku kehidupan yaitu baik dan buruknya tentang
realita ditengah kehidupan yang nyata. Meski terkadang terasa menjengkelkan
namun proses itu dilalui dengan baik tanpa ada rintangan yang serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar