Translate

Rabu, 12 September 2012

IDEOLOGI TINDAKAN


Mang Azim dan mang Taman terdiam sejenak menatap dengan kosong sambil menghisap dan menghembuskan asap rokok yang dihisab, mmbbuuu....h......! 

untuk memecah kesunyian mang Taman berucap “mak mane zim..?” dengan santai mang Azim menoleh dan menjawab “ape-nye mak mane yung.?”


Bila pemerintah yang tak sadar atau malah tak mengerti posisinya selaku orang pemerintahan yang seharusnya bertindak untuk melayani masyarakat karena ia dipercaya untuk mewakili rakyat dalam mengurusi urusan pemerintahan, mereka berusaha untuk mempersulit hal-hal yang sebenarnya gampang “bila bisa di persulit kenapa dipermudah” kira-kira selogan ini yang mereka praktekkan. 

Meski terlihat tidak baik atau bahkan cenderung jahat hal ini paling tidak pernah terjadi pada pemerintahan kita Indonesia. Sebagai bentuk perlawanan dari selogan pemerintahan tersebut maka masyarakat juga mengeluarkan selogan “se-lagi ada yang mudah, kenapa cari yang sulit”. 
Selogan dibalas dengan selogan, inilah yang kita pahami sebagai bentuk kontrol sosial. Kacamata politik melihat hal ini sebagai peperangan issu.

Slogan atau cerita tegur sapa antara mang Taman dan mang Azim tersebut menyiratkan pada kita tentang sebuah pandangan hidup yang baik yang akan kita tujuh atau kita praktekkan. Ideologi” jawaban dari kaum intetelektual...!, ia berasal dari dua suku kata yaitu Idea = ide/pemikiran dan Logos = Ilmu. 
Memang tidak semua orang yang menyukai untuk mempelajari Ideologi tersebut, tetapi ia pun tidak bisa menafikannya, bahwa manusia berbuat dan bertindak sesuai dengan pemahamannya dalam arti, apa yang ia pahami sebagai tujuan hidup yang baik, itulah yang akan ia usahakan sepanjang hidupnya.

Dalam cerita tentang ideologi, tidak begitu menarik bagi setiap orang, karena di dalamnya terdapat cerita yang mengerikan, pembunuhan, penipuan dan sebagainya. Tetapi siapa yang peduli atau siapa yang tidak pernah marah atau melakukan kesalahan dalam hidupnya?. 
Sebuah tindakan yang salah, yang menyebabkan penderitaan pada orang lain. Kenapa hal seperti ini bisa terjadi ? latarbelakang kesalahan itu sangat erat kaitannya dengan kebebasan kita selaku pribadi
Bahwa tidak ada orang yang menginginkan kebebasannya di batasi walaupun pada akhirnya faktor terbesar yang menyebabkan keterbatasan itu berasal dari dirinya sendiri.

Ideologi sebagai pandangan hidup manusia secara pribadi maupun kelompok selalu saja ada yang kurang bila kita cermati secara serius, hal ini juga di akui oleh pemuja Demokrasi dengan perkataannya; 
     demokrasi tidak sepenuhnya benar, namun ia bisa dibenarkan sebelum ada sebuah pandangan lain yang lebih baik lagi. 
Lebih sadis lagi Vilfredo Pareto mengatakan bahwa tidak terlalu penting apa yang menjadi prinsip yang dinyatakan oleh sebuah pemerintah, Demokratis, sosialis, ataupun leberal, karena akibatnya sama saja yaitu penindasan kaum miskin untuk keuntungan siapa saja yang berkuasa.
Setelah semua bentuk ideologi yang ada sekarang ini kita campakkan ke tong sampah. 
     Lalu apa yang ingin kita wujudkan sambil menunggu waktu ajal datang?. 
Aah... jalani saja apa yang ada sahutan dari tetangga seberang...!
    
Untuk menjalani sesuatu tentu harus terbersit sebuah tujuan paling tidak, lalu bagaimana otak kita menggambarkan tentang suatu tujuan yang tidak kita miliki pengetahuan tentangnya. 
      Yaa... namanya juga jalani saja mengalir....! 
kata mengalir ini bila kita identikkan dengan air yang mengalir, tentunya hukum air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah dan bisa digapai. 
Jika itu prinsip hidup mu maka peradaban tidak akan maju..! 
jawab seorang pemikir jenius dengan penuh keyakinan". 

Namun faktanya peradaban dunia pun tidak pernah menuju pada kebaikan secara adil dan merata. Keadilan merata tidak akan terwujud dalam sebuah rencana manusia yang disebabkan sifat dasar manusia yang tidak pernah akan puas sesuai dengan pengetahuannya.

       Sampai disini, sebenarnya kehidupan siapa yang lebih baik dirasakan? Kehidupan mang Taman dan mang Azim yang awam?, 
ataukah kehidupan para pemikir intelek yang selalu gelisah mempertanyakan dalam dirinya sendiri tentang apa yang akan ia perbuat?. 
Dalam ajaran agama Islam mengatakan orang bahagia di dunia karena Ilmu, dan orang bahagia di Akhirat juga karena Ilmu (Iqro’). 
              Maka secara logika perbandingannya antara kehidupan yang dijalankan oleh mang Taman dan mang Azim yang tidak pernah mengalami stres dalam hidupnya, sedangkan kehidupan para pemikir yang intelek penuh dengan ketegangan, kekhawatiran, tentu saja peluang stresnya lebih tinggi. 
Tetapi tetap saja, orang yang bisa mengerem dirinya, akan lebih bangga bagi orang yang lebih banyak melakukan sesuatu walau hal itu penuh resiko.

         Seakan kita begitu menghargai kehidupan ini dengan berhati-hati dan takut salah dalam bertindak, tetapi rasa takut dalam diri yang bisa di tundukkan itu pula yang dirasakan sebagai kemenangan atau kepuasan batin dalam menghadapi suatu permasalahan. Untuk melakukan sesuatu, tentu kita mempunyai dasar terhadap apa yang dilakukan setidaknya. 
Apa gunanya selembar kertas yang penuh dengan tulisan bila tidak kita mengerti bahwa itu adalah surat berharga yang bernilai Milyaran Rupiah. Bila surat itu ditangan kita tentu kita sepelehkan saja sebagai akibat ketidak pahaman kita akan guna dari surat berharga tersebut. Lain halnya dengan pegawai Bank yang mengerti bila surat itu ditangannya tentu akan ia simpan ditempat yang baik serta aman.

Mang Taman dan mang Azim tidak suka belajar tentang Ideologi, tetapi pada prakteknya mereka ber-Ideologi walau tanpa ber-patron pada pengalaman seorang pelaku penyelidik ideologi itu sendiri

Begitu juga sekelompok orang yang membenci kelompok orang-orang yang mempelajari politik atau para pembenci agama-agama, pada prakteknya mereka juga berpolitik sesuai dengan keinginan nafsu mereka dengan tanpa mempedulikan aturan-aturan atau etika dalam berpolitik, juga para Ateis pun demikian adanya. 
         Sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk larangan mempelajari seuatu termasuk ideologi ataupun politik yang dipandang sebagai makhluk mengerikan di muka bumi ini, adalah suatu bentuk tindakan ideologis maupun politis yang datang dari kelompok maupun individu. 

Ideologi adalah tahapan perencanaan tentang yang akan ditujuh dan politik adalah raung gerak untuk mewujudkan suatu tujuan yang pandang dalam hidup. Untuk itulah etika dan kode etik itu perlu diketahui, agar terhidar dari kesalahan yang patal atau terlalu membebankan penderitaan pada orang lain.

So... tidak lain maa...nnn...! jalannya adalah mempelajari hal itu semua untuk mengetahuinya.

1 komentar:

Sang Ketua mengatakan...

mantap tindakan...